
Senin pagi (12/5/2025), halaman Kantor PCNU Kebumen dipadati peserta Wisata Religi yang diinisiasi PCFNU Kebumen. Agenda dimulai pukul 07.00 dengan pembekalan singkat, lalu rombongan bergerak ke Maqam Wonoyoso untuk berziarah ke makam pejuang NU dan tokoh Fatayat NU Kebumen. Ketua PC Fatayat NU Kebumen saat ini, Ibu Hj. Siti Mardiyah memimpin langsung rombongan. “Ziarah ini bukan hanya mengenang, tapi menyambung darah sejarah yang telah mengalir sejak 1936,” tegasnya.
Peserta ziaroh dari Pengurus PCFNU. Dalam. Hal ini Muzayanah dan Hj. Farida sebagai pembina hanya bisa mmbersamai di maqom Wonoyoso. Farida Sya’roni melepas rombongan dengan doa dari PCNU. Selain itu
Motivasi & cerita sejarah fatayat disampaikan di maqom wonoyoso oleh Muzayyanah. Ziaroh sebagai rangkaian harlah fatyat NU ke. Ziaroh dipimpin koordinator bidang dakwah PCFNU Shbat Siti Nangimah S.Pd.I
Dalam catatan sejarah, NU didirikan di Kebumen pada tahun 1936 oleh KH. Nashihah atau KH. Nashoha (Wonoyoso), KH. Hanafi (Watubarut), KH. Afandi (Kradenan), KH. Masdar (Jl. Garuda), dan KH. Faqih. PC Muslimat NU Kebumen lahir tahun 1950, dipelopori Nyai Hj. Sakinatu Zakkiyyah. Sedangkan PC Fatayat NU Kebumen berdiri pada 1980 atas prakarsa Ibu Nyai Hj. Kodariyyah sebagai ketua pertama. Estafet kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh Ibu Hj. Farida Sya’roni, Ibu Nyai Lestari, Ibu Laeli Muflihah, Ibu Hj. Muzayanah, hingga Hj. Mardiyyah yang menjabat sebagai ketua ke-6 dan ke-7.
Setelah dari Wonoyoso, peserta bersilaturahmi ke Bank Sampah PRFNU Bener Wetan, Ambal. Di titik ini, gerakan NU menunjukkan wajah ekologisnya. Pengelolaan sampah berbasis warga menjadi simbol bahwa jihad lingkungan juga bagian dari misi keulamaan.
Menjelang siang, rombongan berziarah ke makam Ketua Tanfidziyah pertama PCNU Kebumen di Kradenan, Ambal, lalu dilanjutkan ke makam Mbah Lancing di Mirit. Meski bukan tokoh NU, Mbah Lancing merupakan pejuang Islam era Walisongo yang diyakini berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah Kebumen selatan. Ziarah ini menjadi bentuk penghormatan kepada para pendakwah awal yang menjadi pondasi Islam di bumi Mataraman.
Penutup kegiatan berlangsung di Pantai Mliwis. Ramah tamah dan diskusi digelar santai di bawah rindang cemara. Dalam suasana itu, Ketua Ke-5 PC Fatayat NU Kebumen, Hj. Muzayanah, menyampaikan pesan menukik: “Jangan lupa sejarah. Fatayat lahir dari rahim perjuangan, bukan dari panggung seremonial. Maka kader hari ini harus kuat iman, kuat sosial, dan kuat pikirannya.”
Angin laut menjadi saksi bahwa kader NU hari ini tak sekadar berjalan-jalan, tapi juga menziarahi makna dan meneguhkan arah perjuangan.