
Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa (Kosabangsa) menggelar sosialisasi dibawah tema “Pemberdayaan Masyarakat Desa Ngargosari Menuju Desa Sigap Bencana” Selasa, (1/10/2024). Sosialisasi ini bertempat di balai desa Ngargosari kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama Kebumen selaku Tim Pelaksana dengan Universitas Gadjah Mada selaku Tim Pendamping. Tim Pelaksana terdiri atas Ghufron Zaida Muflih, M.Kom., Umi Barokah,M.P dan Rasyid Zuhdi,M.Pd. Sedangkan dari Tim Pendamping sendiri yaitu Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, Ph.D., IPU. Dan Prof. Dr.Eng. Ir. Wahyu Wilopo S.T., M.Eng., IPM. Hadir pada kegiatan sosialisasi yaitu mitra kegiatan terdiri dari pemerintah desa Ngargosari, Relawan Penanggulangan Bencana dan Kelompok Tani Sari Tani.
Sosialisasi ini bertujuan mengenalkan program dan kegiatan Kosabangsa yang akan berlangsung selama program kosabangsa kepada mitra . Kosabangsa merupakan akronim dari Program Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa. Ke depan Tim dari UMNU Kebumen dan UGM akan melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat mengenai mitigasi bencana dan peningkatan keterampilan kelompok tani. Ini penting untuk pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah di desa Ngargosari. Dalam sambutannya, Umi Barokah,M.P. berharap setiap kegiatan kosabangsa yang akan dilaksanakan di Desa Ngargosari untuk selalu didukung oleh mitra. Sehingga setiap kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
“Namanya saja pemberdayaan masyarakat jadi setiap kegiatan masyarakat harus ikut serta aktif dalam pelaksanaannya“ Ujar Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan UMNU Kebumen, Umi Barokah,M.P.

Lebih lanjut disampaikan tentang rencana kegiatan Kosabangsa oleh Ghufron Zaida Muflih, M.Kom selaku ketua tim pelaksana program Kosabangsa. Beliau menyampaikan bahwa Desa Ngargosari merupakan desa zona merah yang rawan longsor karena terletak di daerah perbukitan. Desa ini telah mengalami beberapa kali bencana tanah bergerak dan longsor, yang mengakibatkan kerugian material. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang tanggap bencana serta tidak adanya alat pendeteksi untuk bencana tanah longsor. Oleh karena sangat dibutuhkan sebuah teknologi inovasi untuk pendeteksi tanah longsor sehingga bencana bisa diketahui lebih dini agar tidak menimbulkan kerugian. Selain itu perlunya pengetahuan tentang mitigasi bencana dan alat-alat yang mendukung dalam kegiatan mitigasi bencana yang sangat diperlukan oleh Relawan Penanggulangan Bencana desa Ngargosari.
Selain sebagai daerah zona merah, Desa Ngargosari juga termasuk dalam kategori desa miskin, di mana sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Desa ini memiliki lahan perkebunan yang ditanami pohon aren dan memproduksi gula aren. Namun, masyarakat belum memiliki teknologi dan inovasi untuk memproduksi jenis gula lainnya. Oleh karena itu sangat diperlukan insi untuk meningkatkan pendapatan anggota Kelompokn Tani (Poktan) Tani Sari yaitu dengan pembuatan gula semut. Diprogramkan akan diadakan pelatihan pembuatan gula semut menggunakan teknologi mesin serta strategi pemasaran produk agar laku di pasaran.
Kegiatan Kosabangsa ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang, terutama dalam pengetahuan mitigasi bencana dan meningkatkan kesejahteraan petani di desa Ngargosari. Tim pelaksana program Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa (KOSABANGSA) berharap bahwa sosialisasi ini sebagai langkah awal bagi masyarakat desa Ngargosari untuk menerapkan desa sigap bencana dan pertanian berkelanjutan. (Brs/Umi).