Tegak Lurus Memenangkan Umat

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kebumen masa khidmah 2024-2029 baru saja dilantik pada Minggu (18/8) lalu. Kepengurusan baru PCNU Kebumen ini merupakan hasil dari Konferensi Cabang (Konfercab) XV Nahdhatul Ulama Kebumen yang digelar pada 25-26 Mei 2024 di Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu. Konfercab saat itu menetapkan KH Afifuddin Chanif Al Hasani sebagai Rais Syuriyah dan Dr. H. Imam Satibi sebagai Ketua Tanfidziyah.

PCNU baru diharapkan dapat merumuskan program kerja yang lebih aplikatif sesuai dengan tantangan zaman sehingga berkah NU dapat terus dirasakan oleh warga maupun masyarakat secara luas.

Tantangan NU ke depan tentu saja sangat kompleks sehingga kesiapan warga NU sangat diperlukan untuk menghadapinya. Kaum Nahdliyin mesti memiliki kecakapan digital sehingga bisa membawa kemajuan untuk warga nahdliyin maupun masyarakat secara luas. Dengan penguasaan literasi yang produktif tentu saja akan membawa pada kemajuan digital untuk kesejahteraan warga nahdliyin maupun masyarakat secara luas.

Sebagai bagian tak terpisahkan dalam stuktur organisasi di bawah PBNU dan PWNU, PCNU tentu akan tegak lurus dalam menerjemahkan apa yang menjadi visi misi serta program PBNU ke dalam program pengurus dalam konteks Kabupaten Kebumen.

Kepengurusan baru PBNU hasil Muktamar Lampung di bawah duet KH. Miftakhul Achyar-Gus Yahya mencanangkan semboyan NU : Merawat Jagat dan Membangun Peradaban. Sebuah lompatan program luar biasa yang mesti diterjemahkan ke dalam program-progran di setiap tingkatan kepengurusan NU, dari pusat sampai dengan ranting.

Semboyan merawat jagat dapat dimaknai sebagai kepedulian NU atas terpeliharanya bumi yang kita tempati. Lingkungan yang kita tempati perlu terus dijaga dari kerusakan, baik dari aspek ekosistemnya maupun perilaku manusianya yang dapat merusak kelestarian lingkungan. Adapun membangun peradaban merupakan upaya kontribusi NU dalam ikut serta membangun tata sosial yang maju, damai, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Berkah NU tidak saja untuk warga NU melainkan berlaku secara universal untuk kepentingan kemanusiaan.
Dalam konteks belum lama ini mengenai NU menerima tawaran pemerintah agar ikut mengelola tambang tentu saja dapat dimaknai sebagai upaya ormas ini untuk dapat ikut berperan serta mendayagunakan hasil tambang tersebut demi kemaslahatan umat dan masyarakat secara luas. Bukan untuk kepentingan pengurus NU melainkan untuk kepentingan yang jauh lebih besar untuk kemajuan umat dan masyarakat. Hal ini tentu saja akan disertai dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan secara berimbang.

Aspek perilaku manusia juga perlu terus dijaga agar kita mampu memberikan kontribusi dalam membangun peradaban. Peradaban manusia yang selalu menjunjung nilai-nilai luhur serta upaya untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang dilandasi dengan karakter luhur maka kita akan dapat berbuat banyak dalam memberikan kontibusi bagi kemajuan umat dan masyarakat.
Sebagai organisasi yang kaya akan pengalaman sejarah karena turut membidani lahirnya republik, NU tentu saja akan selalu konsisten menjadi jangkar keindonesiaan dan simpul kemajemukan di negeri ini. Bangsa ini perlu terus dirawat dan dijaga dari munculnya politik identitas maupun sikap terlalu bersemangat dalam beragama yang hanya didasari dengan fanatisme buta.

Pengurus NU di semua tingkatan perlu menguatkan perannya sebagai obor penerang agar siapa pun pihak-pihak di negeri ini dapat selalu menjunjung tinggi semangat toleransi. Dengan semangat persaudaraan dan toleransi, kita akan lebih mudah dalam berkontribusi membangun negeri ini.
Jumlah warga NU yang begitu besar merupakan modal sosial ekonomi yang cukup penting bagi NU untuk dapat menjadi lokomotif kesejahteraan masyarakat.

Setiap agenda dan kegiatan warga NU memiliki andil dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Dengan ditopang SDM milenial dan bonus demografi, warga NU diharapkan dapat adaptif secara cepat dengan perkembangan zaman, sehingga hadirnya teknologi informasi mampu menjadi berkah bagi warga NU dan bangsa untuk menunjang kemajuan di berbagai sektor kehidupan.

Ghirrah ke-NU-an perlu terus dipupuk dalam berkhidmah guna membawa NU mencapai cita-citanya di abad kedua. Program-program NU perlu terus didesain lebih fresh sehingga bisa lebih diterima oleh nahdliyin muda (kaum milenial). Warga NU harus selalu gumregah dan sumringah dalam berkhidmah terhadap jam’iyah.

Dalam konteks kemandirian NU, kiranya penting bagi setiap pengurus NU untuk memperhatikan apa yang menjadi wejangan Rois Syuriah PWNU dalam sebuah kesempatan bahwa setiap aset NU termasuk kantor sekretariat kepengurusan di setiap tingkatan agar mampu dioptimalkan penggunaannya menjadi sarana dan tempat yang lebih produktif. Tidak saja sebagai tempat dalam setiap kali rapat, namun juga dapat dioptimalkan penggunaannya untuk keperluan lainnya, seperti upaya peningkatan ekonomi warga maupun layanan kesehatan. Dengan demikian aset-aset NU akan memberikan manfaat lebih bagi warga NU secara umum di masa abad keduanya. (Ma’muri Santoso)