
70 Musisi Cilik, Satu Geopark, dan Satu Mimpi tentang Ruang Kreatif di Kebumen
Sempor, 2 Agustus 2025 — Di tengah lembah yang sejuk dan dinding batuan patahan Sempor yang eksotis, melodi-melodi biola menggema mengisi udara sore. Sinar matahari yang redup menyentuh senar-senar yang digesek penuh semangat oleh 70 siswa Kebumen Violin Orchestra (KVO), memunculkan satu pertunjukan luar biasa bertajuk SemForesta #17—konser alam terbuka yang bukan sekadar panggung musik, tapi ruang ekspresi, ekspedisi budaya, dan panggung kebanggaan bagi anak-anak Kebumen.
Bahagia, haru, bangga, dan gembira. Emosi itu jelas terpancar dari wajah para penonton, panitia, guru, orang tua, dan tentu saja para musisi cilik yang telah menyiapkan konser ini berbulan-bulan. SemForesta kali ini bukan hanya menampilkan KVO, tapi juga didukung penampilan Band Si Gudul Kebumen dan partisipasi mahasiswa ISI Yogyakarta. Nuansa kolaboratif lintas daerah dan disiplin terasa kuat, menunjukkan bahwa musik adalah bahasa bersama yang menyatukan.
Ketua KVO, Agus Suleman, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Kami ingin SemForesta tak hanya jadi ajang konser, tapi juga promosi budaya dan geowisata. Itulah kenapa kami sengaja tidak memakai backdrop panggung, melainkan memamerkan langsung keindahan alam batuan patahan di kawasan Geopark Sempor,” ungkapnya.
Tak tanggung-tanggung, konser ini dihadiri langsung oleh Bupati Kebumen Hj. Lilis Nuryani, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Komisi E dr. Faiz Alaudien Reza Mahardika, serta Kepala Dinas PMD Cokro Aminoto dan unsur Forkompimcam Sempor. Dukungan dari pemerintah dirasakan nyata dan membesarkan hati.
“Kami sangat bangga. Ternyata anak-anak Kebumen bukan hanya cerdas, tapi juga kreatif dan mampu mengekspresikan diri secara positif lewat musik,” ujar Bupati dalam sambutannya, sembari menjanjikan bahwa Pemkab Kebumen akan terus menciptakan ruang-ruang kreatif untuk generasi muda, baik di bidang seni, olahraga, maupun pendidikan.
Sementara itu, sang music director sekaligus instruktur KVO, Tofik Ismail, menilai kehadiran para pejabat bukan hanya simbolis, tetapi menyuntikkan semangat langsung kepada para peserta.
“Anak-anak jadi tambah percaya diri. Ini motivasi luar biasa,” ungkap Tofik, guru yang juga mengajar di SD Gunungmujil 2 Kuwarasan.
Momen puncak konser datang di akhir acara. Di luar dugaan, dr. Reza Mahardika naik panggung dan berduet dengan Angga Padhita, vokalis KVO, membawakan lagu Jogja Istimewa dari Ndarboy Genk. Spontan, penonton berdiri. Bahkan Bupati pun larut dalam suasana, bergoyang bersama warga, anak-anak, dan para musisi. Meriah, cair, dan membahagiakan.
Pekik Sat Siswonirmolo, Pembina KVO, berharap momentum ini tidak berhenti di panggung Sempor saja.
“Kami berharap Pemkab bisa melibatkan KVO dalam acara-acara seni kabupaten. Ini cara konkret memberi ruang ekspresi bagi anak-anak,” ujarnya.
Konser telah usai, senar-senar biola telah dibungkus kembali, dan lampu-lampu padam perlahan. Namun gema SemForesta tak akan lenyap begitu saja. Ia menyisakan jejak: bahwa di Kebumen, di kaki perbukitan Sempor, sedang tumbuh peradaban kreatif yang dibangun oleh anak-anak yang percaya diri, oleh guru-guru yang peduli, dan oleh pemimpin daerah yang mau hadir dan mendengar. (Kn.05)