
Kebumen News, 19 Juli 2025 — Aura haru dan kebersamaan menyelimuti aula MTs Negeri 5 Kebumen pada Sabtu pagi saat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unit MTsN 5 Kebumen menggelar kegiatan santunan yatim, piatu, dan yatim piatu. Bertema “Merajut Ukhuwah Merengkuh Berkah, Berbagi untuk Meraih Ridha Ilahi”, kegiatan ini menjadi momentum penuh makna dalam menumbuhkan empati sosial serta meneguhkan nilai-nilai spiritual.
Sebanyak 46 anak menerima santunan, terdiri dari 44 peserta didik MTsN 5 Kebumen dan 2 anak dari keluarga besar madrasah. Mereka adalah anak-anak yang tumbuh dengan kekuatan di tengah kehilangan, dan hari itu, mereka disambut dengan cinta serta perhatian dari keluarga besar MTsN 5 Kebumen.
Ketua panitia, Arofah Khoerul Ummah, menyampaikan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah mendukung kegiatan tersebut. Ia juga mengapresiasi kerja keras panitia dan menyampaikan permohonan maaf jika terdapat kekurangan dalam pelaksanaan.
“Ini bukan hanya tentang memberi, tetapi tentang merajut kepedulian. Semoga apa yang kita berikan hari ini menjadi jalan keberkahan,” ujarnya penuh haru.
Kepala MTs Negeri 5 Kebumen, Muhamad Arwani, dalam sambutannya memberikan motivasi kepada anak-anak penerima santunan. Ia menekankan bahwa hidup adalah soal rasa syukur dan keyakinan pada takdir Allah.
“Setiap rezeki telah Allah atur. Kadang, rezeki itu datang melalui tangan-tangan orang baik. Maka bersyukurlah, dan jadikan ini motivasi untuk terus belajar dan berbuat baik,” pesannya.
Tak hanya bernuansa sosial, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H. Dalam tausiyahnya, Kepala Madrasah menyinggung sejarah penetapan kalender Hijriah oleh Khalifah Umar bin Khattab sebagai bentuk ketertiban dalam pemerintahan. Ia mengaitkannya dengan QS. An-Nisa: 100, bahwa hijrah dari keburukan menuju kebaikan adalah bagian dari iman yang akan mendatangkan keberkahan hidup.
“Syahadat dan iman harus nyata dalam sikap dan perbuatan. Shalat adalah bentuk ketundukan kita sebagai hamba. Mari kita berhijrah — meninggalkan hal yang buruk dan memulai kebiasaan baru yang lebih baik,” tegasnya.
Di akhir acara, Muhamad Arwani menutup dengan mengutip syair doa Abu Nawas yang penuh dengan pengakuan, harap, dan kerendahan hati. Ia mengajak semua yang hadir untuk menjadikan santunan ini sebagai momentum perenungan: bahwa dalam setiap tindakan sosial, tersimpan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah. (Kn.01)