Renungan pada Hari Isra Mi’raj

Shalat fardlu 5 waktu diperintahkan saat Nabi Muhammad SAW dimi’rajkan Allah. Salah satu fungsi shalat adalah mencegah fahsya’ (keji) dan munkar, sebagaimana termaktub dalam Surat Al Ankabut ayat 45, “sesungguhnya shalat itu mencegah fahsya (keji) dan munkar”.

Menjelaskan ayat tersebut kiai saya menguraikan, fahsya’ dalam tafsir al Qurtubi diartikan sebagai semua ucapan dan perbuatan yang buruk. Adapun munkar adalah semua yang dilarang oleh Allah SWT, tidak hanya zina, mencuri, membunuh dan lain2, tapi juga menghina, mencaci, meremehkan dan semacamnya. Ini sesuai dengan kandungan Surat Al Hujurat ayat 11, “wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kelompok mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)”.

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyatakan, ayat tersebut berisi larangan meremehkan dan menghina orang lain. Sebab, perbuatan tersebut termasuk ke dalam kategori sombong. Rasulullah bersabda, ” Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (HR Muslim).

Jangankan kepada sesama manusia, kepada hewanpun kita tak boleh meremehkan. Sabda Nabi, “Janganlah kamu mencela ayam jantan, karena sesungguhnya ayam jantan itu yang membangunkan kamu untuk shalat” (HR Abu Dawud)

Abu Juray berkata kepada Rasulullah, “berilah wasiat kepadaku”. Kata Rasulullah “Janganlah engkau menghina seorangpun. Jika ada orang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang dia ketahui ada padamu, maka janganlah kamu membalasnya dengan sesuatu yang kamu ketahui ada padanya”. Abu Juray menyatakan, “setelah itu saya tak pernah menghina seorangpun, meski kepada seorang budak, seekor domba atau onta”. (HR Abu Dawud).

“Apabila ada dua orang saling mencaci maki, maka cacian yang diucapkan keduanya dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai caci maki, selama orang yang dicaci tidak melampui batas” (HR Muslim dan Abu Dawud).