
Kebumen – Upaya tim Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kabupaten Kebumen untuk memantau hilal awal bulan Dzulqo’dah di Bukit Sianco berakhir dengan kekecewaan. Hilal tak berhasil terlihat lantaran langit ufuk barat tertutup kabut tebal.
Tim ru’yatul hilal yang turun ke lokasi terdiri dari Maryanto, Abdul Kharis, Ahmad Yani, dan Nurul Huda dari PP Mambaul Ikhsan. Mereka membawa perangkat teleskop otomatis Ioptron dan kamera Nikon Coolpix P900 untuk mendukung observasi. Sayangnya, meski perangkat sudah siap dan pengamatan dilakukan setelah matahari terbenam, hilal tak kunjung tampak.
Dari hasil asesmen lapangan, LFNU mencatat sejumlah catatan penting tentang Bukit Sianco. Lokasi ini memang menawarkan ufuk yang cukup luas, namun medannya menanjak dan terjal, menyulitkan akses tim, apalagi bagi kendaraan. Area parkir pun jauh dari titik observasi, sehingga dinilai tidak efektif untuk mobilisasi peserta ru’yatul hilal dalam jumlah besar.
“Kami menilai Bukit Sianco tidak cocok digunakan untuk acara ru’yatul hilal bersama-sama lintas elemen masyarakat,” terang tim LFNU dalam laporannya.
Meski begitu, LFNU Kebumen menyampaikan apresiasi kepada Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Kebumen beserta jajaran yang telah memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan ini.
Laporan ini mempertegas tantangan serius dalam mencari lokasi ideal untuk kegiatan ru’yatul hilal di Kabupaten Kebumen. Selain medan yang berat, faktor cuaca di musim peralihan turut mempengaruhi keberhasilan observasi.
LFNU berkomitmen akan terus mencari lokasi alternatif yang lebih representatif untuk memastikan kegiatan rukyatul hilal mendatang dapat berjalan lebih optimal dan melibatkan partisipasi publik yang lebih luas. (Kn.01)