
Kebumen, 17 Januari 2025 – Diskusi hangat terjadi di kalangan budayawan dan tokoh masyarakat terkait tempat lahir dan keberadaan pamuksan Gajah Mada. Percakapan yang berlangsung dalam sebuah grup diskusi mengungkap perbedaan pendapat mengenai fakta sejarah tersebut.
Salah satu peserta diskusi, yang diketahui sebagai budayawan sekaligus ulama, Abah Hasan, menyatakan bahwa klaim mengenai pamuksan Gajah Mada di Mexoli adalah tidak benar. “Menurut bukti dan saksi hidup yang masih ada, Bapak Soemitro tidak lahir di Mixolie,” ujar Abah Hasan pada Selasa malam (16/1).
Menanggapi hal tersebut, seorang anggota grup bernama Hargo menambahkan bahwa perlu ada kajian ulang terkait informasi yang tertera di dinding salah satu kedai kopi di Mixoli. “Termasuk tulisan di dinding kedai kopi juga perlu dikaji lagi,” tulisnya.
Topik semakin menarik ketika perdebatan bergeser ke tempat lahir Bapak Soemitro. Dodi, anggota lain yang diketahui sebagai politisi, menanyakan kebenaran informasi bahwa Soemitro lahir di Kebumen. Menjawab hal itu, salah satu peserta menyebut bahwa silsilah keluarga Soemitro menunjukkan keterkaitan dengan daerah Semanding, Gombong.
Dodi kemudian mengutip informasi dari batu nisan Soemitro yang menyebutkan bahwa beliau lahir di Kebumen pada 29 Mei 19217.
Diskusi ini menyoroti pentingnya verifikasi fakta sejarah, terutama yang berkaitan dengan tokoh besar dan lokasi bersejarah. Para peserta sepakat bahwa kajian lebih mendalam diperlukan untuk memastikan keabsahan informasi tersebut.
Laporan: Tim Redaksi