
Kebumen News – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kebumen, Dr. H. Sukarno, M.M., melakukan hal ini. Beliau mengajak para calon jemaah haji untuk menjunjung tinggi akhlak mulia selama menjalani ibadah haji di Tanah Suci. Seruan ini disampaikan saat kegiatan pembekalan Bimbingan Manasik Haji tingkat Kecamatan Ambal. Bimbingan ini digelar pada Jumat, 11 April 2025 di RM H. Tino.
Dalam materinya, Dr. Sukarno menekankan pentingnya pemahaman terhadap budaya Arab serta etika selama berada di Makkah dan Madinah. Ia mengingatkan bahwa para jemaah haji tidak hanya membawa nama pribadi, tetapi juga nama baik Kabupaten Kebumen dan Indonesia.
“Jangan gemede, jangan sombong, apalagi sok tahu dan merasa paling berpengalaman di sana. Kita adalah tamu di negeri orang, maka harus menjunjung tinggi etika dan sopan santun,” tegas Sukarno di hadapan peserta manasik.
Tiga Sikap yang Harus Dihindari Jemaah Haji
Dalam kesempatan tersebut. Sukarno juga mengingatkan pentingnya menghindari tiga sikap negatif yang bisa mengurangi kesempurnaan ibadah haji, yakni:
• Rafas: Ucapan yang melanggar kesusilaan seperti kata-kata kotor, tindakan mesra, hingga hubungan seksual.
• Fusuq: Perbuatan maksiat, mencela orang lain, dan melanggar batas-batas syariat.
• Jidal: Perdebatan yang bersifat menjatuhkan atau ingin menang sendiri.
“Jika ingin ibadah haji kita mabrur, maka jaga lisan, kendalikan emosi, dan hindari perdebatan yang tidak perlu,” ujarnya.
Jemaah Diminta Saling Menjaga dan Menebar Teladan
Sukarno juga menekankan pentingnya kerukunan dan semangat kebersamaan di antara sesama jemaah. Menurutnya, perjalanan haji adalah momentum spiritual yang bukan hanya membutuhkan kesiapan fisik, tetapi juga mental dan sosial.
“Kami berharap jemaah dari Kebumen bisa menjadi contoh dalam berakhlak mulia. Tidak hanya saat di Tanah Suci, tetapi juga sekembalinya ke tanah air, menjadi agen perubahan akhlak yang baik di tengah masyarakat,” kata Sukarno.
Pembekalan ini merupakan bagian dari persiapan menyeluruh yang dilakukan oleh Kemenag Kebumen untuk memastikan jemaah siap secara rohani, mental, dan sosial sebelum berangkat ke Arab Saudi.
Ibadah Haji, Momentum Meningkatkan Kualitas Diri
Dengan membawa semangat perubahan dan teladan, Sukarno berharap para jemaah dapat menjalani ibadah haji dengan hati yang tulus. Selain itu juga penuh kesadaran akan makna ibadah, serta menciptakan suasana yang nyaman dan khusyuk selama prosesi berlangsung.
“Jadikan haji sebagai momen peningkatan kualitas diri. Bukan hanya pulang dengan gelar haji, tetapi juga dengan perilaku dan akhlak yang lebih baik,” pungkasnya.(Kn.01/Faozan).