
Tegas, Seru, dan Penuh Makna di Tengah Cuaca Ekstrem
Kebumen – Semangat kepramukaan kembali bergelora di Pangkalan MTs Negeri 6 Kebumen. Gudep 11.05.18.087/088 menggelar Kemah Bakti Penerimaan Tamu Penggalang selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (19–20 Juli 2025), di halaman madrasah setempat. Sebanyak 276 siswa kelas VII dan 47 Dewan Penggalang larut dalam atmosfer penuh kebersamaan, tantangan, dan nilai-nilai pendidikan karakter.
Tak sekadar seremoni tahunan, kemah ini menjadi gerbang awal bagi para calon pramuka penggalang untuk resmi menjadi bagian dari keluarga besar Gerakan Pramuka MTsN 6 Kebumen. Dengan semangat “Bersama Kita Tangguh”, kegiatan ini dikemas secara padat, edukatif, dan inspiratif.
Dibuka dengan Pesan Penuh Arti
Suasana pagi yang masih sejuk menjadi latar upacara pembukaan yang dipimpin langsung oleh Kamabigus Nur Khamid. Dalam amanatnya, beliau menekankan pentingnya menjaga kesehatan dan mengikuti rangkaian kegiatan dengan penuh semangat.
“Jaga selalu kesehatan kalian dan ikuti kegiatan ini dengan gembira, kompak, disiplin, dan penuh tanggung jawab,” pesan Nur Khamid dengan penuh semangat.
Tantangan, Adrenalin, dan Kekompakan
Agenda kemah tak hanya penuh nilai edukasi, namun juga mengasah fisik dan mental peserta. Mulai dari Pengetahuan Umum Kepramukaan (PUK), Peraturan Baris Berbaris (PBB), widegame, hingga keterampilan seperti semaphore dan halang rintang.
Salah satu sesi paling menguji adrenalin adalah halang rintang tali ayunan yang digelar di area pemukiman warga. Peserta dituntut untuk fokus dan menjaga keseimbangan saat melintasi rintangan dengan tali yang menggantung — sebuah latihan nyata untuk melatih keberanian dan kecermatan.
Meski cuaca ekstrem sempat mewarnai pelaksanaan, semangat peserta tidak surut. Justru, kondisi tersebut seolah menjadi penyemangat tambahan untuk terus aktif dan gembira dalam setiap kegiatan.
Api Unggun dan Pentas Seni: Gema Malam yang Menghangatkan
Malam hari menjadi puncak keceriaan. Api unggun dinyalakan, menjadi simbol semangat yang menyala di dada para pramuka muda. Disusul dengan penampilan pentas seni (pensi) dari masing-masing regu, suasana malam itu berubah menjadi panggung ekspresi dan kreasi.
Dari tari tradisional, nyanyian, gerak lagu, puisi, hingga pencak silat, setiap regu tampil totalitas. Gelak tawa, sorak sorai, dan tepuk tangan bergema di halaman madrasah, memecah keheningan malam yang mulai dingin.
Prosesi Adat dan Penutupan Penuh Haru
Menjelang dini hari Minggu, para peserta dikumpulkan kembali untuk mengikuti acara adat penerimaan tamu penggalang yang dipimpin oleh Kak Nur Edi Setiyono. Prosesi ini menjadi simbolisasi pengakuan dan pengukuhan bahwa mereka telah resmi diterima sebagai pramuka penggalang MTsN 6 Kebumen.
Kegiatan ditutup pada Minggu pagi pukul 10.00 WIB melalui upacara penutupan yang dipimpin oleh Kak Lusi Sabarwati. Dalam sambutannya, Kak Lusi menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang baris-berbaris dan kemah, tapi tentang pembentukan karakter.
“Pramuka itu melatih kemandirian, kerjasama, kedisiplinan, dan cinta lingkungan. Semua itu akan berguna dalam kehidupan kalian ke depan,” tegasnya.
Sebelum peserta pulang, Kak Lusi juga mengingatkan agar segera istirahat agar esok hari bisa kembali mengikuti kegiatan pembelajaran secara optimal.
Kemah bakti bukan sekadar acara tahunan, tapi ruang pendidikan karakter yang nyata. Di balik tenda dan tali-temali, anak-anak belajar tentang hidup, kerja tim, keberanian, dan cinta tanah air. (Kn.01/ww)