K. Sarifudin dan K. Imron Musahadin Kembali Pimpin PRNU Depokrejo Kecamatan Kebumen

Kebumen News – 29 Oktober 2025 — Musyawarah Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Depokrejo kembali menetapkan kepemimpinan lama untuk melanjutkan estafet perjuangan organisasi. Dalam musyawarah yang digelar pada Selasa, 29 Oktober 2025, di Masjid Desa Depokrejo, Kecamatan Kebumen, K. Sarifudin terpilih kembali sebagai Rois Syuriyah dan K. Imron Musahadin sebagai Ketua Tanfidziyah PRNU Depokrejo masa khidmat berikutnya.

Musyawarah berlangsung khidmat dan penuh semangat kebersamaan. Sesuai dengan surat tugas resmi, sidang musyawarah dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Organisasi MWCNU Kebumen Dr. Mustolih, M.Pd., didampingi Sekretaris MWCNU Kebumen K. Amin Rosyid. Kehadiran keduanya memastikan jalannya forum berlangsung tertib, demokratis, dan sesuai dengan tata kelola organisasi NU.

Tim 5 yang ditunjuk menjadi  AHWA (Ahlul Halli Wal Aqdhi) untuk memilih Rois, menjatuhkn pilihan kepada K. Sarifudin menjadi Rois Syuriyah dan saat pemilihan Ketua Tanfidziyah terpilihlah K Imron Musahadin, secara aklamasi.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Rois Syuriyah MWCNU Kebumen KH. Masdar Alifudin, Ketua Tanfidziyah MWCNU Kebumen H. Hadi Winarko, M.Pd., serta Kepala Desa Depokrejo yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan NU di wilayahnya. Kehadiran perangkat desa memperlihatkan sinergi yang kuat antara pemerintah desa dan Nahdlatul Ulama dalam membangun masyarakat yang religius dan berdaya.

Dalam sambutannya, KH. Masdar Alifudin memimpin tahlilsebagai pembuka musyawarah, Hadi Winarko dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran ranting sebagai ujung tombak NU di tingkat akar rumput. “Ranting adalah benteng utama perjuangan NU. Dari sinilah nilai-nilai Aswaja harus terus disuarakan dan diamalkan,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Mustolih menekankan bahwa keberlanjutan kepemimpinan adalah tanda kepercayaan jamaah sekaligus bukti konsistensi kader NU dalam mengabdi tanpa pamrih. “Kepemimpinan yang berlanjut bukan berarti stagnan, tetapi bagian dari proses kaderisasi dan kesinambungan perjuangan,” tegasnya.

Musyawarah Ranting NU Depokrejo ditutup dengan doa bersama serta penegasan komitmen seluruh pengurus untuk memperkuat dakwah, menguatkan kemandirian organisasi, dan mempererat ukhuwah nahdliyah di tengah masyarakat.

(Kn.01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *