Jelang Agustus, MWCNU Pejagoan Siapkan Pelatihan Ketakmiran untuk Takmir Masjid dan Mushola NU

Pejagoan, 19 Juli 2025 — Suasana di lingkungan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pejagoan semakin dinamis. Komitmen untuk memperkuat peran takmir masjid dan mushola di tingkat akar rumput mulai diwujudkan secara konkret. Salah satunya melalui program unggulan yang kini tengah dipersiapkan: Pelatihan Ketakmiran bagi para pengelola rumah ibadah Nahdlatul Ulama se-Kecamatan Pejagoan.

Kegiatan ini bukan muncul tiba-tiba. Ia merupakan hasil tindak lanjut dari rapat Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU) Pejagoan yang digelar pada 25 Juni 2025 lalu. Sejak saat itu, berbagai persiapan terus dimatangkan. Kini, seluruh jajaran MWCNU Pejagoan menyatakan kesiapan penuh untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut pada awal Agustus mendatang.

Ketua MWCNU Pejagoan, Ahmad Nur Ridwan, dalam sambutannya menegaskan bahwa penguatan kapasitas takmir adalah bagian dari pengabdian NU terhadap masjid dan mushola.
“Pelatihan ini menjadi bentuk komitmen kami untuk menghadirkan pengelolaan masjid dan mushola yang lebih profesional, namun tetap berpijak pada nilai-nilai dan amaliyah Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah,” ujarnya penuh semangat.

Ia menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya akan membahas aspek teknis seperti tata kelola keuangan dan kebersihan, tetapi juga pembinaan spiritual, adab berkhidmat di masjid, serta strategi menjadikan masjid sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan umat.

Dalam rapat koordinasi yang berlangsung sebelumnya, hadir pula Ketua LTMNU PCNU Kebumen, Agus Salim, yang turut memberikan dorongan penting bagi kegiatan ini. Ia menyoroti masih banyaknya kesalahpahaman dalam pengelolaan rumah ibadah, terutama dalam konteks ke-NU-an.
“Tak sedikit takmir kita yang belum paham batasan-batasan syar’i dan belum memiliki pedoman jelas dalam menjalankan peran mereka. Ini yang ingin kita benahi bersama,” tegasnya.

Dengan pelatihan ini, diharapkan para takmir tak hanya menjadi penjaga masjid secara fisik, tetapi juga menjadi motor penggerak spiritual, sosial, dan kultural di tengah masyarakat.

Langkah MWCNU Pejagoan ini menjadi cermin bahwa NU di tingkat kecamatan tidak hanya bergerak dalam tataran struktural, tapi juga substantif — membina ruh umat melalui masjid, tempat sujud dan titik awal kebangkitan peradaban.

Pelatihan ketakmiran ini dirancang sebagai ruang belajar sekaligus ruang silaturahmi. Bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga penguatan jejaring dan semangat khidmah bersama di bawah panji Nahdlatul Ulama. (Kn.01)