
Hari ini, harga tandan buah segar (TBS) sawit turun menjadi 2,300 rupiah per kilogram bagi para petani. Setelah memperhitungkan ongkos panen sebesar 250 rupiah per kilogram, harga bersih yang diterima petani menjadi 2,050 rupiah per kilogram sawit.
“Ya sekarang, yang penting kami dapat melanjutkan bertani sawit karena harga harus berbagi dengan tenaga pemanen” Tutur Muhtasinudin, petani sawit di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat.
Meskipun permintaan sawit tetap stabil, harga turun didorong oleh peningkatan pasokan global yang mengakibatkan tekanan pada harga komoditas ini. Dalam perdagangan terkini, volume ekspor sawit dari Indonesia ke berbagai negara mencatatkan peningkatan yang signifikan. Data perdagangan terbaru menunjukkan bahwa ekspor sawit Indonesia naik sebesar 10% dibandingkan bulan sebelumnya, mencapai total 3 juta ton.
Menurut analis industri, peningkatan ekspor ini disebabkan oleh permintaan yang kuat dari pasar internasional, terutama dari negara-negara Asia Tenggara dan Tiongkok. Namun, meskipun volume ekspor meningkat, harga sawit tetap turun karena peningkatan produksi global yang mengimbangi kenaikan permintaan.
Pada saat yang sama, PT (Perusahaan Terbatas) dan pabrik pengolahan langsung memanfaatkan harga yang lebih rendah untuk meningkatkan persediaan mereka. Tentu saja untuk mempersiapkan diri untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari industri pengolahan minyak nabati.
Meskipun harga saat ini menurun, para analis memperkirakan bahwa stabilitas harga kemungkinan akan kembali dalam beberapa minggu mendatang. Hal ini seiring dengan penyesuaian pasokan dan permintaan di pasar global. Petani sawit diharapkan untuk tetap memperhatikan perkembangan harga dan strategi pemasaran yang tepat. Hal ini untuk mengoptimalkan pendapatan mereka dalam menghadapi fluktuasi pasar yang biasa terjadi dalam industri sawit. (Kn.01)