
Kolaborasi Mansa Hijau Club dan Pramuka Jadi Teladan Nasional
Kebumen, 14 Agustus 2025 – Di tengah gegap gempita peringatan Hari Pramuka yang biasanya diwarnai upacara dan lomba-lomba seru, MAN 1 Kebumen menghadirkan perayaan yang berbeda. Mereka tidak hanya mengibarkan bendera atau meneriakkan yel-yel, tetapi juga mengibarkan bendera hijau—simbol kepedulian terhadap bumi.
Dua kekuatan besar madrasah ini, Mansa Hijau Club (MHC) dan Pramuka, berkolaborasi dalam sebuah gerakan lingkungan yang mereka sebut “Aksi Heroik Menyelamatkan Bumi”. Sejak pagi, ratusan siswa berseragam Pramuka dan anggota MHC bergerak serentak membersihkan setiap sudut madrasah, menyapu halaman, memungut sampah, dan mengembalikan kerapian lingkungan.
Data Lapangan: Cerminan Keseriusan
Berdasarkan laporan panitia, aksi ini melibatkan 1.072 siswa dari kelas X, XI, dan XII, ditambah 85 guru dan staf madrasah. Dalam waktu kurang dari tiga jam, mereka berhasil mengumpulkan:
- 92 kilogram sampah organik (daun, ranting, dan sisa makanan) untuk diolah menjadi kompos.
- 38 kilogram sampah anorganik (plastik, kertas, dan logam) yang kemudian disetorkan ke bank sampah mitra.
Selain itu, tercatat 214 batang pohon di lingkungan sekolah berhasil dibebaskan dari paku, kawat, dan ikatan yang berpotensi merusak batang.
Lebih dari Sekadar Bersih-bersih
Yang membuat aksi ini istimewa adalah cara mereka memandang sampah. Setiap plastik, kertas, dan dedaunan yang terkumpul tidak dibiarkan bercampur. Sampah organik dipisahkan untuk diolah menjadi kompos yang akan menyuburkan kembali taman sekolah. Sementara sampah anorganik disortir untuk disalurkan ke bank sampah, agar bisa didaur ulang dan bernilai ekonomis.
Bagi para siswa, ini bukan sekadar kegiatan kerja bakti, melainkan deklarasi komitmen bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari gaya hidup. Mereka sadar, bumi yang bersih hari ini adalah investasi bagi masa depan.
Menyembuhkan Luka Pohon
Momen paling menyentuh terjadi ketika siswa mulai mencabut paku-paku yang menancap di batang pohon. Tindakan sederhana ini menyimpan makna besar—setiap paku yang dilepas adalah luka yang diobati, setiap pohon yang terbebas adalah kehidupan yang diperpanjang. Bagi mereka, pohon adalah sahabat yang harus dirawat, bukan sekadar pelengkap pemandangan.
“Ini bukan hanya tentang membersihkan, tapi juga tentang menyembuhkan,” ungkap Rania, siswi kelas XI MIPA yang aktif di MHC, sambil menunjukkan segenggam paku yang baru ia cabut.
Pendidikan Karakter yang Nyata
Kepala MAN 1 Kebumen, Drs. Wachid Adib, M.Si, menyampaikan apresiasi mendalam.
“Ini adalah wujud nyata pendidikan karakter. Anak-anak kita tidak hanya cerdas di kelas, tapi juga peka terhadap masalah lingkungan. Mereka generasi emas yang akan membawa perubahan positif bagi bangsa dan alam,” ujarnya dengan bangga.
Teladan untuk Banyak Sekolah
Aksi gabungan MHC dan Pramuka ini menjadi bukti bahwa semangat Pramuka tidak hanya relevan di lapangan perkemahan, tetapi juga di medan perjuangan yang lebih luas—perjuangan menjaga kelestarian bumi.
Di hari itu, MAN 1 Kebumen tidak hanya merayakan Hari Pramuka, tetapi juga merayakan kehidupan. Mereka memberi pesan kuat kepada semua: siapa pun bisa menjadi pahlawan, dan bumi ini menunggu aksi kita. (Kn.01/Ian)