
Kebumen News ( 26 Januari 2025)
Kawasan Jawa Tengah bagian selatan menyimpan potensi besar yang belum sepenuhnya tergali. Dalam diskusi yang berlangsung di Kebumen, para akademisi, pemangku kepentingan, dan masyarakat membahas langkah-langkah strategis untuk mempercepat pengembangan wilayah ini. Fokus utama perbincangan adalah pada infrastruktur, ekonomi, dan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.
Dr. Imam Syafi’i, salah satu narasumber utama, memaparkan bahwa percepatan pembangunan kawasan ini memerlukan strategi terintegrasi. “Kita memerlukan akselerasi di banyak aspek, seperti pengembangan jalur kereta api baru dan peningkatan akses transportasi. Selain itu, potensi lokal seperti sektor perikanan dan pertanian juga harus dimanfaatkan dengan pendekatan modern,” jelasnya. Menurut Imam, infrastruktur yang memadai dapat menjadi pendorong utama peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah selatan.
Namun, membangun kawasan ini bukan tanpa tantangan. Ketimpangan infrastruktur antara wilayah selatan dan utara Jawa Tengah masih menjadi hambatan. Imam juga menyoroti rendahnya optimalisasi sumber daya lokal. Sebagai contoh, hasil perikanan dan pertanian Kebumen sering kali belum mampu bersaing di pasar yang lebih luas karena keterbatasan teknologi dan minimnya dukungan infrastruktur logistik.
Dr. Abdul Kholik, narasumber lainnya, menekankan pentingnya kolaborasi antarwilayah. Menurutnya, kabupaten-kabupaten seperti Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang saling mendukung. “Kita tidak bisa bekerja sendiri. Perlu ada sinergi dalam membangun jalur transportasi strategis, seperti double track kereta api di wilayah selatan, untuk membuka akses ekonomi yang lebih luas,” tegas Abdul Kholik.
Selain infrastruktur, pariwisata juga menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan. Abdul Kholik menyebutkan bahwa pariwisata di kawasan selatan Jawa Tengah memiliki daya tarik yang besar, namun masih minim pengelolaan yang terarah. Ia mengusulkan perlunya penyediaan fasilitas yang mendukung, seperti akomodasi ramah lingkungan, kebersihan destinasi, dan promosi digital melalui media sosial. “Jika dikelola dengan baik, pariwisata bisa menjadi penggerak utama perekonomian lokal,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, dibahas pula pentingnya pengembangan bandara dan jalur kereta api untuk mendukung mobilitas masyarakat. Bandara komersial di kawasan selatan diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, sementara pembangunan double track kereta api di beberapa titik strategis dapat mempercepat distribusi barang dan jasa.
“Pengembangan kawasan ini tidak hanya soal membangun infrastruktur, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukung. Dibutuhkan SDM yang kompeten, kolaborasi lintas sektor, dan perencanaan yang matang,” tambah Imam Syafi’i.
Diskusi ditutup dengan harapan bahwa semua pihak dapat berperan aktif dalam membangun kawasan Jawa Tengah bagian selatan. Dengan pendekatan berbasis konsep dan data, wilayah ini diharapkan mampu sejajar dengan kawasan lain di Indonesia, baik dari segi infrastruktur, ekonomi, maupun pariwisata.
Kebumen dan kawasan sekitarnya kini berada di titik awal perubahan besar. Jika seluruh rencana dan strategi dapat dilaksanakan, tidak mustahil wilayah ini akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan baru di Jawa Tengah. (Kn.03)