Harga Beras Melambung, Buruh Tani Menjerit

Harga beras di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir, terutama pasca pemilu (25/2/24). Hal ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat umum. Beras yang biasanya dapat dibeli dengan harga Rp. 8-12 ribu perkilogran, kini harus merogoh lebih dalam. Karena sekarang harga beras berkisar Rp. 16-20 ribu perkilogram. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, harga beras naik hingga 30% dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Menurut analis ekonomi, lonjakan harga beras disebabkan oleh sejumlah faktor. Termasuk peningkatan permintaan domestik yang tinggi, curah hujan yang tidak menentu. Selain itu kondisi sosial politik pasca pemilu berpengaruh terhadap rantai pasokan. Selain itu, kebijakan impor beras juga turut berkontribusi pada kenaikan harga.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan buruh tani. Mereka yang tidak memiliki lahan tertekan oleh kenaikan harga beras. Petani juga mengeluhkan biaya produksi yang semakin tinggi namun harga jual gabah yang tidak sebanding. Banyak di antara mereka yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari akibat melonjaknya harga beras.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam sebuah konferensi pers, menyatakan pihaknya segera mengambil langkah-langkah konkret guna mengatasi masalah ini. Salah satu langkah adalah meningkatkan produksi beras dalam negeri. Hal ini dilakukan melalui optimalisasi lahan pertanian yang ada serta pemberian bantuan teknis kepada petani.

Di samping itu, Menteri Pertanian juga berkomitmen untuk mengkaji ulang kebijakan impor beras. Hal ini guna memastikan ketersediaan pasokan yang cukup di pasaran domestik tanpa mengorbankan kesejahteraan petani lokal.

Sementara itu, pemerintah juga akan mengintensifkan upaya pengendalian harga melalui mekanisme pasar dan penindakan terhadap praktik spekulatif yang dapat merugikan konsumen.

Dalam situasi ini, masyarakat diharapkan untuk tetap tenang namun juga waspada terhadap perubahan harga beras yang mungkin terjadi. Pemerintah berjanji untuk terus mengawasi dan bertindak proaktif guna menjaga stabilitas harga beras demi kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, terutama para buruh tani yang menjadi tulang punggung sektor pertanian di Indonesia. (Kn.01)