Srikandi LPBI NU Kebumen Turun ke Alun-Alun, Ikuti Apel Kewaspadaan Bencana dan Satkamling

Kebumen News – Derap langkah barisan Srikandi LPBI NU Kabupaten Kebumen menambah warna dalam Apel Gelar Pasukan Kewaspadaan Bencana dan Satuan Keamanan Lingkungan (Satkamling) Tahun 2025 yang digelar di Alun-Alun Pancasila Kebumen, Kamis pagi, 2 Oktober 2025.

Di tengah sorotan publik dan barisan kokoh TNI, Polri, BPBD, Satpol PP, hingga organisasi relawan lain, kehadiran para perempuan tangguh dari LPBI NU menjadi penegasan bahwa mitigasi bencana bukan hanya ranah laki-laki. Mereka berdiri tegak, menyatu dalam barisan pasukan, menunjukkan kesiapan lahir dan batin untuk turun langsung menghadapi risiko bencana.

Apel ini digelar bukan sekadar seremonial. Musim hujan yang diprediksi datang lebih cepat disertai ancaman banjir, longsor, dan penyakit pascagenangan, menjadi alarm nyata yang harus direspons. “Kita tidak bisa menunggu bencana datang. Kesiapsiagaan adalah harga mati,” tegas Bupati dalam amanatnya. Ia menekankan pentingnya sinergi pemerintah daerah, aparat keamanan, relawan, akademisi, hingga pos-pos satkamling sebagai garda terdepan di tengah masyarakat.

Lebih dari itu, Bupati juga mengingatkan soal budaya gotong royong yang harus kembali dihidupkan. Dengan mengenali jalur evakuasi, menyiapkan peralatan darurat, dan memperkuat ikatan sosial, masyarakat Kebumen diharapkan mampu menjadi komunitas tangguh bencana.

Ketua LPBI NU Kebumen, Mudzakir, menegaskan bahwa kehadiran para Srikandi dalam apel ini adalah bukti nyata keterlibatan perempuan dalam misi kemanusiaan. “Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan bukan hanya kelompok yang dilindungi saat bencana, tetapi juga bisa tampil sebagai penyelamat. Srikandi LPBI NU siap berdiri di garis depan, bersama relawan lainnya, untuk melindungi masyarakat Kebumen,” ungkapnya.

Kebumen, sebagai daerah rawan bencana, jelas membutuhkan partisipasi semua pihak tanpa terkecuali. Apel besar di jantung kota ini adalah pengingat, bahwa kewaspadaan harus dipelihara setiap saat. Sebab bencana, seperti kata pepatah, tidak pernah mengetuk pintu sebelum datang. (Kn.01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *