
Kebumen News, 30 Juli 2025 – Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun ini terasa istimewa bagi MTs Negeri 1 Kebumen. Madrasah unggulan ini menjadi titik awal gerakan edukatif bertajuk “Dokter Paru Jateng Goes to School”, sebuah program kolaboratif antara Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen yang menyasar para pelajar untuk memahami risiko besar dari rokok—baik konvensional maupun elektronik.
Bertempat di Aula Asrama IBS Timur, kegiatan ini berlangsung interaktif, penuh dialog, dan disambut hangat oleh ratusan siswa MTsN 1 Kebumen. Hadir sebagai narasumber utama, dr. Miftahudin, Sp.P., dr. Mardiati Rahayu, Sp.P., serta dr. Andhika dari tim PDPI Jateng, dan turut serta Akhmad Mukhibin, SKM, M.Ph., selaku Ketua Tim Kerja Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan.
Membongkar Mitos, Membangun Kesadaran
Dalam sesi pemaparan, para dokter tidak hanya menyampaikan fakta-fakta medis, tetapi juga meluruskan berbagai mitos yang kerap menyesatkan pelajar. Salah satunya adalah anggapan bahwa vape (rokok elektrik) lebih aman dibanding rokok biasa.
“Faktanya, kandungan kimia dalam vape justru lebih kompleks. Ada tambahan zat aroma, rasa, dan pelarut yang tak kalah berbahaya,” tegas dr. Andhika dalam sesi tanya jawab yang memantik antusiasme siswa.
Sementara itu, dr. Mardiyati menyoroti bahaya coba-coba yang kerap dianggap sepele. Ia membantah keras anggapan bahwa satu batang rokok tak akan menyebabkan kecanduan.
“Justru dari satu batang itulah awal kehancuran. Jangan pernah coba-coba. Apalagi di usia remaja yang masih labil secara psikologis dan sosial,” tegasnya.
Perempuan Bukan Objek, Tapi Agen Perubahan
Pernyataan menarik juga disampaikan dr. Mardiyati saat menyoroti peran perempuan dalam kampanye anti rokok. Menurutnya, kaum perempuan bisa menjadi agen perubahan yang efektif di kalangan remaja.
“Perempuan jangan mau punya pacar atau suami perokok. Suara perempuan sangat penting dalam menolak budaya merokok,” ujarnya disambut tepuk tangan para peserta putri.
Madrasah Jadi Garda Terdepan Edukasi Kesehatan
Program “Dokter Paru Jateng Goes to School” adalah bentuk nyata keseriusan pemerintah dan tenaga medis dalam menekan prevalensi perokok usia muda yang makin meningkat. MTsN 1 Kebumen dipilih sebagai madrasah pertama karena komitmennya yang tinggi terhadap pendidikan karakter dan kesehatan siswa.
Kepala madrasah menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan. Ia menilai, edukasi semacam ini sangat penting sebagai benteng pelindung generasi muda dari bahaya laten gaya hidup tidak sehat.
“Kami tidak hanya mendidik cerdas secara akademis, tapi juga sehat secara mental dan fisik. Ini adalah bagian dari visi madrasah sehat dan berkarakter,” ungkapnya.
Langkah Awal Menuju Generasi Bebas Asap Rokok
Acara ditutup dengan penandatanganan komitmen simbolis oleh para siswa untuk hidup tanpa rokok. Momen ini menjadi penegasan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari lingkungan pendidikan.
Dengan program ini, MTsN 1 Kebumen kembali membuktikan bahwa madrasah bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga ruang yang menanamkan nilai, keberanian, dan pilihan hidup yang lebih sehat. Sebuah langkah kecil yang bisa membawa dampak besar: mencetak generasi yang kuat, bersih dari asap, dan siap memimpin masa depan. (Kn.01)