
Kebumen – Puncak Hari Lahir (Harlah) Fatayat NU Kabupaten Kebumen ke-75 digelar meriah di halaman SMK Ma’arif 1 Kebumen, Ahad (20/4). Ribuan kader Fatayat dari berbagai kecamatan hadir menyemarakkan acara yang sarat nilai keagamaan, kebangsaan, dan semangat keperempuanan ini.
Ketua Fatayat NU Kebumen, Siti Mardiyah, mengajak seluruh kader untuk terus meningkatkan kualitas diri dalam menjalankan peran sebagai perempuan, ibu, dan pendidik utama di tengah masyarakat.
“Fatayat adalah ruang pengembangan diri perempuan usia 20–45 tahun. Kita harus memperkuat iduit—ilmu, doa, ikhlas, dan teladan—agar peran kita benar-benar menjadi cahaya di rumah, di masyarakat, dan di kehidupan berbangsa,” ujarnya.
Puncak harlah turut dihadiri oleh Kabag Kesra Setda Kebumen yang hadir mewakili Bupati Kebumen. Dalam sambutannya, ia menyampaikan ucapan selamat atas usia ke-75 Fatayat NU dan mengapresiasi kiprah nyata organisasi perempuan muda NU di berbagai bidang.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Kebumen, kami mengucapkan selamat harlah ke-75 untuk Fatayat NU. Semoga semakin solid, produktif, dan berkontribusi untuk kemajuan daerah,” ucapnya.
Kegiatan juga menyampaikan pesan dari Ketua PBNU mengenai makna 3L dalam Idul Fitri: Lebar puasa, Lebur dosa, dan Liburan. Dalam pesannya, PBNU menegaskan pentingnya toleransi antarumat beragama sebagai bagian dari keimanan.
“Iman kepada Islam tak boleh menjadikan kita merasa paling benar sendiri. Islam adalah rahmat untuk semua. Fatayat harus menjadi teladan dalam kehidupan sosial yang damai dan toleran,” pesannya.
Acara juga dihadiri oleh Camat Karangsambung Siti Nuriatun Fauziyah, Ketua Muslimat NU, Ketua Aisyiyah Kebumen, serta Kepala SMK Ma’arif 1 dan 2. Ketua PCNU Kebumen, Dr. Imam Satibi, menegaskan pentingnya soliditas kader Fatayat dan peran strategisnya dalam membangun masyarakat.

“Fatayat harus solid dan memfatayatkan perempuan muda NU. Tidak hanya sebagai organisasi, tapi sebagai gerakan perempuan yang progresif dan membumi,” tegasnya.
Menariknya, sambutan Pak Imam ditutup dengan lantunan lagu anak-anak “Ikan di Kolam” yang disambut tawa dan tepuk tangan meriah.
“Ikan di kolam diam tak bergerak… Airnya tenang, bukan berarti tak bergelombang,” ucapnya, menyelipkan filosofi bahwa ketenangan bukan berarti lemah, tapi kesiapan untuk bergerak saat dibutuhkan.
Acara ditutup dengan doa bersama dan penampilan seni Islami dari para kader Fatayat. Semangat baru terpancar jelas—Fatayat Kebumen siap menapak usia ke-75 dengan peran yang semakin kokoh dan kontributif.